Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router. Namun Anda tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar.
Kelebihan static Routing adalah Dapat mencegah terjadinya error dalam meneruskan paket ke router tujuan apabila router yang akan meneruskan paket memiliki link yang terhubung dengan banyak router. Itu disebabkan karena router telah mengetahui next hop, yaitu IP Address router tujuan. Dan jika dilihat dari penggunaan exit interface, Proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single lookup ) karena router akan langsung meneruskan paket ke network tujuan melalui interface yang sesuai pada routing table
Sedangkan Kekurangan Static Routing adalah static routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple lookup atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan adalah mencari network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses lookup untuk mencari interface mana yang digunakan untuk menjangkau next hopnya. Jika dilihat dari segi exit interfacenya Kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link router terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa memutuskan router mana tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel routing. karena itulah, akan terjadi eror.
Berikut akan saya contohkan sebuah kasus yang melakukan penerapan static routing.
Diketahui 9 Network dengan Network Berbeda :
A : 3 HOST
B : 15 HOST
C : 10 HOST
D : 2 HOST
E : 2 HOST
F : 2 HOST
G : 2 HOST
H : 2 HOST
I : 4 HOST
Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari subnet , disini saya akan memulai menghitung dari host yang paling besar terlebih dahulu. Yaitu Network B
Langkah selanjutnya adalah menentukan IP address:
Setelah mendapatkan pengalamatan IP, sekarang kita tentukan IP mana saja yang dapat digunakan :
Kemudian langkah dibawah ini adalah untuk menentukan exit interface tiap router :
Dan yang terakhir baru kita bisa tentukan jalur static routing dari kasus ini :
Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.
Macam-Macam dari Routing Dinamis (Dynamic Router) adalah :
RIP (Routing Information Protocol)
IGRP (Internal Gateway Routing Protokol)
OSPF (Open Shortest Path First)
EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol)
BGP (Border Gateway Protokol)
Perbedaan Static Dan Dynamic Routing :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar